applelovestory











Selasa, 20 Desember 2011 adalah hari yang berkesan bagi saya, karena saya bisa merasakan pergi ke jakarta bareng teman-teman kampus buat nonton OVJ dan bukan empat mata, merupakan hal yang terindah dan tak akan pernah terlupakan, dari kunjungan tersebut banyak hal yang saya alami, dimulai dari bis hingga sampai di Jakarta.

Saat sampai di OVJ (Opera van Java), ternyata banyak  juga mahasiswa, pelajar SMA/SMK, atau kalangan umum dari berbagai daerah  yang akan nonton OVJ, keadaan di sana sangat ramai oleh para pengunjung dan crew Trans TV yang sibuk memepersiapkan acara. Sambil menunggu acara di mulai, saya dan teman-teman  berfoto-foto di halaman, setelah itu, saat proses shooting berlangsung,  banyak sekali pelajaran yang saya lihat, kesungguhan dan kerjasama antara crew, artis dan penonton adalah kunci untuk keberhasilan acara tersebut.

Aksi kocak para pemain OVJ seperti  sule, azis, nunung, parto, dan para bintang tamu membuat semua penonton tertawa, selain itu, kami secara kompak berteriak-teriak dan bergoyang ketika alunan sinden dimainkan, walaupun aktivitas seperti itu melelahkan dan menguras tenaga, tetapi kami menjalaninya dengan  senang dan sangat enjoy.

Setelah menonton OVJ, kamipun bergegas kembali menuju Studio Trans Corp, sesampainya di Trans Corp, gedung yang besar, luas dan tinggi serta megah, seolah menyambut kedatangan rombongan kami.

Pada saat berada di lokasi shooting BUKAN EMPAT MATA, hal yang saya banggakan dan merasa senang adalah bisa melihat Revalina S. Temat secara langsung, sayangnya saat itu saya tidak dapat barfoto-foto dengannya. Suasana disana sama seperti di OVJ ppenuh dengan gelak tawa karena aksi kocak Tukul Arwana.

Semua pengalaman itu, mengandung banyak pelajaran dan kenangan terindah, terasa indah saat bersama dengan teman-teman dan indah melihat suasana Ibu kota Jakarta yang mengesankan.

[]



{Februari 17, 2011}   ASAM MANIS VALENTINE IN THE WC

ASAM MANIS VALENTINE IN THE WC

Hari senin, matahari pagi menyinari indahnya kampung cihejo, sehingga membuat semua masyarakat kampung itu bersemangat untuk melakukan aktifitasnya masing-masing, dari mulai petani yang sedang menggarap sawahnya,para pegawai pabrik ataupun kantor kelurahan yang sibuk untuk bekerja, dan anak-anak hingga remaja hendak pergi bersekolah. Mereka mengawalinya dengan senyuman dan keramahan sebagai penghias indahnya hari itu.

Termasuk Mina dan kawan-kawannya yaitu Igo, Tuti, Cepi dan Via, setiap pagi mereka selalu pergi ke sekolah bersama-sama. Dengan jarak yang di tempuh cukup jauh kurang lebih 5 km, mereka berjalan kaki untuk sampai di sekolah.

Setibanya di SMPN SUKARASA 01, mereka langsung menuju kelasnya masing masing, pada saat di kelas, Mina duduk diatas bangkunya yang lusuh. Secara reflex tiba-tiba Mina berdiri dan memegang kepalanya. “ Aduh cep………sekarang tuh ada PR ya?, gimana dong aku belum, apa lagi pelajarannya jam pertama, mana gurunya galak lagi”. Ujar Mina cemas.

“Mina…..Mina kamu tuh kebiasaan enggak ngerjain PR ya…., tapi tenang min…aku….”. lalu Mina memotong pembicaraan Cepi.

“syukur banget Cepi…… untung kamu ngerjain PR aku, hari ini kamu jadi super hero aku, makasih ya frends..”. ucap Mina girang.

Cepi tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “ Mina maksud aku tuh…..” tiba-tiba guru bahasa Indonesiapun datang.

“Selamat pagi anak-anak, hari ini kita akan ulangan bab 2, tapi sebelum itu kalian harus mengumpulkan PR yang ibu berikan minggu lalu”. Ujar bu Diah,guru  yang di cap galak oleh anak-anak .

Siswa kelas IX D tercengang “ ulangan? Aduh bu,,kita kan belum ngapalin..?”. Ucap salah satu siswa.

“ Tidak ada protes, kalian diberi waktu 30 menit untuk segera menghafal. Dan sekarang cepat kumpulkan PR kalian”. Teriaknya tegas.

Siswa-siswa berbondong-bondong segera mengumpulkan PRnya  di depan meja guru, sedangkan Mina dan Cepi  tak sedikitpun beranjak dari bangkunya. “ Cepi mana PR aku?, Sini biar aku yang ngumpulin!”. Bisik Mina.

“ PR apaan?…” jawab Cepi singkat.

Saat itu ibu Diah menghampiri mereka berdua. ”Cepi…..Mina mana PR kalian?, ibu perhatikan, dari tadi kalian hanya duduk di bangku saja, cepat segera kumpulkan PRnya!”.

“ mmmm….mmm…..”. Mina kebingungan mencari alasan.

“ aduh bu maaf, kami berdua belum sempat mengerjakan PR”. Sambung Cepi.

Raut wajah bu Diah yang ayu, kini berubah menjadi geram dan menyeramkan, saat itu bu Diah marah dengan tingkah kami. “ Mina!!! kamu kebiasaan tidak mengerjakan PR, ibu bingung harus ngehukum kamu apa lagi.. dan kamu Cepi, kamu mau nurutin jejak Mina juga?”.

“ Ampun bu…” jawab Cepi dan Mina.

Saat itu teman-teman meledek Mina dan Cepi. “wuuuuuhhhhhh….” Sorak teman-teman kelas.

“Sudah-sudah, ibu harap kalian tidak ribut,“Cepi dan Mina kalian ibu hukum…hari ini juga kalian harus bersihkan WC”. Perintah Bu Diah.

Lalu Cepi dan Mina pergi meninggalkan kelasnya, mereka bergegas menuju WC sambil membawa peralatan untuk membersihkan WC. Tetapi sebelum itu, Cepi mengambil tasnya di dalam kelas.

“Ngapain bawa tas segala sih? Emang kita mau pulang apa?”. Tanya Mina heran.

“ Enggak.. pengen aja, soalnya ada harta karun.. hahahaha”. Canda Cepi.

Sesampainya di WC, mereka menghela nafas, lau Mina memarahi Cepi yang sedang sibuk merapihkan tasnya. ” Cepi gimana sih kamu…kamu bilang udah ngerjain PR aku, tapi ternyata kamu bohong”. Tanya Mina kesal.

“Loh..loh.. siapa bilang? Emang aku bilang udah ngerjain PR kamu?” sewot Cepi.

“ Kamu inget gak? Tadi pagi kamu bilang tenang aja… itu berarti kamu udah ngerjain PR aku”. Sambar Mina.

“ beuh…. Yang itu kan aku belum selesai ngomong, aku lagi ngomong kamu maen motong pembicaraan ku aja, maksud aku tuh… tenang Min, soalnya aku juga belum ngerjain PR, udah lah sekarang mah kita relain aja, toh udah terjadi, mendingan kita mulai bersihin WCnya”. Jelas Cepi santai.

“ Ah….. ini gara-gara kamu, aku jadi di hukum, coba kalo tadi kamu bilang kalo kamu juga belum, setidaknya aku bisa pinjem ke si Tuti atau Via”. bentak Mina kesal, sambil memalingkan muka.

“ Mina…. Kamu nyadar gak? Sikap kamu udah keterlaluan, sebenarnya siapa yang salah? Seenaknya aja ngebentak-bentak aku. Aku bener-bener kecewa punya temen kayak kamu. Kalo kamu gak mau ngebersihin WC ini, ya udah kamu duduk aja sana ke kantin, biar aku kerjain ini sendiri”. Bentak cepi balik.

“Eh…eh… kamu yang nyadar, beraninya bentak perempuan, trus emang aku cewek apaan harus enak-enakan di kantin sedangkan temennya kesusahan, enggak bisa gitu lakh, aku juga harus bersihin WC ini”. Ucap Mina.

“ Terserah lah” jawab Cepi sinis. Mereka berdua terlihat kesal, dan saling menyalahkan.

Lalu mereka mulai membersihkan WC, saat itu Cepi yang sedang menyikat lantai WC menyempatkan dirinya untuk sms teman-temnnya.

(woy bantuin aku nih… aku lagi di WC, pliz) sms itupun segera di kirim kepada Igo, Tuti dan Via.

Tak lama kemudian, Igo,Tuti dan Via menghampiri Cepi dan Mina. ”hey Cepi..hey Mina.., eehh kalian the lagi ngapain di WC, bade konser nya?”. Canda Via dengan logat sundanya.

“Euleuh eneng…. Bercanda wae keadaan lagi genting gini teh..Liat atuh mereka teh lagi pada di hukum”. Jawab Igo.

“ Hadwuhh Mina kamu kenapa lagi? Pasti gara-gara gak ngerjain PR ?” .Tanya Tuti.
“Hehehehe….iya Ti, Ti…Via….Igo… bantuin aku ya, pliz..”bujuk Mina manja.

“Oke lah kalo begitu” . Jawab mereka kompak.

Setelah semua berkumpul di WC, Cepi pun membagi-bagi tugas. “ Ya udah… kalian semua bersihin WC yang perempuan, biar aku sendiri yang bersihin WC yang laki-laki”.

“loh… Cep, aku bantuin kamu lah… aku teh kan laki-laki, masa harus ke WC perempuan sih?”. Protes Igo.

“No coment..”. Jawab Cepi singkat.

Merekapun langsung membersihkan WC tanpa komentar apapun, setelah WC perempuan beres, akhirnya waktu istirahatpun tiba. Lalu Tuti memanggil Cepi di luar pintu WC. “ Cep… yuk kita ke kantin, laper nih..!” .Teriaknya.

“Kalian duluan aja.. nanti aku nyusul” balas Cepi.

“Kamu belum selesai ya cep?” Tanya Igo.

“Tinggal sedikit lagi guys, kalian duluan aja “. Ujar Cepi.

“ Ok, kalo gitu mah kita tungguin di kantin nya cep?”. Seru Via.

Saat itu Mina terdiam membisu, berdiri di depan pintu. “Mina … hayu atuh kita duluan ke kantin”. Ajak Via.

“ Kalian duluan aja ya.. aku mau cuci muka dulu, entar aku nyusul”. Jawab Mina.

“ Oke..”. singkat Tuti.

Via, Igo Dan Tutipun menuju kantin, lalu saat itu Mina masuk kedalam WC laki-laki dan menghampiri Cepi.

” Cepi…mmmm… aku bantu ya?” . Tawar Mina.
“Oh gak usah Min, kamu istirahat aja sama anak-anak, biar ini aku bersihin sendiri”. Jawab Cepi dingin.

Mina membawa kain pel, lalu ia membantu Cepi membersihkan Wc itu. Pada saat itu Cepi terheran-heran dengan sikap Mina yang mendadak mau mengalah.

Suasana yang asalnya sunyi sepi, diam seribu bahasa,kini mulai mencair dengan candaan Mina yang bisa membuat Cepi tersenyum.

“mmm….. Cepi Hermawan Mangku Langit Keberatan, aku bener-bener minta maaf ya dengan ulahku ini, sumpah Cep aku nyesel banget”. Ucap Mina polos dan merasa bersalah.

“Mina Widya Astining Ningnangning tung.. dari tadi aku udah maafin kamu kok, kamu tenang aja”. Jawab Cepi gemas.

“Cepi …aku gak nyangka punya sahabat sesabar dan sebaik kamu, sumpah kamu laki-laki yang paling sabar ngadepin aku dan kamu bisa buat aku ngalah”. Sesal Mina.

Mina  tertunduk Malu dan menyesal, lalu ia bertanya, “ Aku heran… kenapa kamu sabar dan baik banget sama aku?”.

Cepi-pun mendekati Mina dan Menatapnya.” Jawaban aku Cuma satu, karena aku…..”. sambil mengeluarkan buku di tas yang ia bawa. “ Coba lihat isi buku itu Min!”. Lanjutnya.

“Ini kan buku PR aku, aku kira ketinggalan di rumah, tapi kenapa bisa ada di kamu?”. lalu ia membuka buku itu, di lihatnya PR yang sudah dikerjakan dengan rapi. ”Loh kok… ini PR nya udah di kerjain, Cep beneran aku Bingung, maksud  atas ini semua itu apa?”. Tanyanya bigung.

“coba lihat lembar tengah buku itu Min”. Ujar Cepi.

Mina kembali membuka lembaran satu persatu, saat di lembar tengah buku tersebut tertulis( AKU CINTA DAN SAYANG BANGET SAMA KAMU MINA), Mina terkejut dengan apa yang tertulis di kertas itu.”Cepi, kamu…kamu… Cinta aku?”.

“Ia Min, aku cinta sama kamu dan aku juga sayang banget sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu. Min mau gak jadi pacar aku?”. Cepi menembak Mina hari itu, dan Mina terkejut tak percaya dengan apa yang diungkapkan Cepi.

“Cepi kamu bercanda kali??”. Tanya Mina heran.

“Apa perlu aku teriak di sini, untuk ngeyakinin kamu?”. Jawab Cepi serius.

“Gak usah Cep,… basi kali pake acara teriak segala, aku percya kok”. Mina mengangguk dan menerima Cepi sebagai Pacarnya.

” Aku juga sayang kamu Cep”. Jawab Mina lembut.

Cepi tersenyum lebar, ia mengeluarkan sekotak coklat berbentuk love warna merah jambu, lalu ia berikan kepada Mina.

“biarkan coklat ini mengubah harimu yang asam menjadi sangat manis”. Ucap Cepi.

Lalu Mina menerima Coklat itu.” Makasih ya, bukan coklat ini yang membuat hari ku manis, tapi yang membuat hariku manis, bila didekat aku……. ada kamu”. Balas Mina.

Setelah itu, bel masuk berbunyi, mereka-pun segera membereskan peralatan pembersih kedalam gudang, lalu bergegas menuju ke kelas. Rasa lelah yang sempat melanda, kini hilang tak terasa, kami memulai pelajaran selanjutnya dengan penuh rasa senang dan gembira.

3 jam berlalu, akhirnya jam pelajaranpun usai, Mina dan Cepi segera menuju sawah pinggir sekolah, setelah sampai, beberapa menit kemudian kawan-kawan lain menyusul. Mereka berkumpul disaung milik Abah Mumun yang tempatnya di kelilingi pohon yang rindang, hembusan anginnya terasa hingga tulang rusuk ,sehingga cuaca yang begitu panas tidak berpengaruh. Tempat itu sangat nyaman dan sejuk untuk menjadi tempat bermain, tempatnya yang indah membuat mereka betah berlama-lama tinggal di saung itu.

“Ehem-ehem… aduh.. meni enak Mina mah, di kasih coklat, coklat dari siapa atuh Min itu teh?” Tanya Via polos.

“Oh ini …. Pasti kalian tau”. Mina tersenyum sambil menatap Cepi.

Cepi membalas senyuman dan tatapan Mina, lalu Igo pun akhirnya curiga.

“ wah kalian teh jadian ya?, ayo ngaku?” .Tanya igo.

“Iya go…” jawab Cepi penuh bangga.

Tuti, Via dan Igo sangat terkejut mendengar kabar gembira itu. “ sumpah loe?”. Ujar Tuti.
“ Sumpah”. Jawab Mina malu.

“Cieee… selamat ya!!” ucap Via dan Tuti kompak.

Tuti mengedip-ngedipkan matanya kepada Mina, matanya tertuju pada sekotak coklat berwarna pink itu.

“Kayaknya teh si pink, enak tuh…”. Rayu Tuti genit.

“Oh iya kita makan bareng-bareng yuk coklatnya”. Ajak Mina.

“ Hayuuuuu…..”. Jawab Cepi,Igo, Tuti dan Via serempak.

Sambil memakan coklat itu, Via berdiri sambil mengepukkan tangan kejidatnya dan berkata, ” Amppuunn, aku teh lupa, kalo hari ini teh ada janji sama akang Ridwan di kali”. Ucapnya cemas. Dengan mulut yang belepotan oleh coklat, Via berlari cepat menuju kali yang terletak tidak jauh dengan saung itu.

Mina, Cepi,Igo dan Tutipun tertawa lepas,melihat ulah Via yang sangat lucu.



{Februari 15, 2011}   GET READY TO READING!

Hi teman-teman, di blog applelovestory kamu bisa menemukan cerita-cerita tentang cinta, persahabatan, perjuangan, dan lain-lain.

Cerita-cerita ini dibuat secara kisah nyata ataupun fiksi, berdasarkan pengalaman pribadi ataupun orang lain, cerpen ini akan muncul setiap 1 bulan sekali, selain itu kamu bisa mencari lirik lagu, contoh surat niaga ataupun dinas dan artikel. Semoga apa yang saya lakukan ini dapat bermanfaat buat teman-teman dan saya harap teman-teman suka dengan cerpen-cerpen hasil karangan saya.

happy reading my friends!!



{Februari 15, 2011}   MY BIRTHDAY WITH LOVE

My Birthday Whit Love

 

Gue Rha-Rha, Untuk kesekian kalinya gue ganti pacar, dari mulai gue Smp sampai gue kuliah terhitung 99 orang telah gue pacarin, setiap gue pacaran, paling lama hanya dua hari, karena gue memang orang yang selektif, enggak mau salah pilih orang. Pernah sih gue pacaran sampai 1 bulan, itupun cinta pertama gue, cowoknya memang perfect, tapi karena 1 hal yang gue enggak suka sama dia, akhirnya gue putusin.

Ternyata rasanya pacaran tuh cuman gitu-gitu aja, engga ada yang beda. Sekarang gue kuliah sambil kerja, Propesi gue sebagai sekretaris di perusahaan  Jakarta .

Semenjak gue kerja, gue menghiraukan masalah asmara, walaupun sejak itu temen kerja bahkan temen kuliah gue, banyak yang suka.

**

Waktu itu, gue mau berangkat kuliah malem-malem, tapi mobil gue mendadak mogok, padahal saat itu gue buru-buru banget. ”Ya elah…kenapa ni mobil padahal baru di service kemarin, lagian mobil gue masih baru” kesel gue.

Gue mau nelphon tukang mobil Derek, sialnya, hp gue lowbet, tapi untung aja ada seorang cowok ganteng banget nolongin gue, tapi sorry gue engga tertarik tuh.

“Maaf mbak, ada yang bisa saya Bantu?kenapa mobilnya mogok ya?”

Semenjak itu gue sewot ma tu cowok, udah tau mogok malah nanya “eh lo liat kan mobil gue tuh mogok malah nanya lagi, kalo mau bantuin, cepetan benerin tuh mobil gue”

Cowok itu bersedia Bantu gue, tapi sebelumnya dia manggil temenya di mobilnya ”Rik, lo keluar bantuin gue nolong cewek ni dulu, kasihan kan?” temenya cowok itu keluar dari mobil, disana gue shock berat karena temenya cowok itu adalah mantan pacar gue dulu Smp di Bandung. Mereka bantuin gue tanpa berkomentar apapun. ”Aduh kenapa harus ada dia sih?” gerutu gue.

Tanpa ngucapin terimakasih, gue langsung pergi ninggalin mereka, di mobil, gue merasa bersalah banget, ya udah gue kepaksa balik lagi, tapi pas ke tempat itu lagi mereka udah enggak ada.

Nyampe di kampus pelajaranya udah abis, semua temen kuliah gue udah pada pulang, otomatis gue disana kesel banget, ya udah deh aku pulang dan langsung tidur.

**

Disaat gue tidur tadi malem, gue mimpiin Erik ma temenya , emm mimpinya aneh banget, si Erik nyuruh temenya buat nembak gue. Tapi gue sama sekali menghiraukan mimpi itu.

Pagi–pagi banget gue udah pergi kekantor, “heumm belum ada siapa-siapa” di kantor cuman ada gue, yang lainya belum pada datang.

“selamat pagi “

Ada yang nyapa gue di belakang, gue berbalik badan dan gue bener-bener kaget, akhirnya gue jatuh pingsan deh.

“haiyzz….Rha bangun”

Gue terbangun, pengenya sih pingsan lagi, tapi malu-maluin sama Erik yang ngebangunin gue “ Rik, ngapain lo di sini?”

“Gue kerja, gue di angkat sama bokap jadi manajer disini”

Ya ampun…gue engga percaya ada si Erik ma temenya gabung di perusahaan ini, pengenya gue balik lagi kerumah, tapi gue takut di pecat sama si boss.

Siangnya, gue ada meeting sama kolega di hotel Miami, si Boss enggak bisa datang,  soalnya harus ke luar negri sama istrinya, ya.. penggantinya adalah dua sejoli antara Erik dan temenya, gue enggak tau nama temenya,  yang jelas, gue engga terlalu peduliin.

***

Sesampainya gue dan dua sejoli di hotel Miami, kami langsung berbicara pada topic pembahasan, malunya gue waktu kolega nanya nama atasan gue, gue sama sekali enggak tau “Selamat siang, sebelumnya kami minta maaf karena bapak setiawan tidak dapat hadir, kebetulan beliau ada keperluan mendadak, sebagai penggantinya beliau mengutus managernya, perkenalkan ini bpk Erik dan ini …”gue terdiam kebingungan, untungnya gue inget sama mimpi gue waktu malem kalo temenya Erik tu namanya Abhee. Ya udah deh aku jawab Abhe ke kolega. Si Erik dan Abhe malah senyam-senyum, enggak ngebantuin gue. Walau asal nebak tapi  jawaban gue tepat.

Setelah selesai meeting, gue pulang sendiri, pastinya enngak bareng sama dua sejoli itu, ih amit-amit deh kalo gue ikut sama mereka, ya enggak apa-apa lah naik taksi juga yang penting terhindar dari kuman-kuman hati.

***

Sampai di rumah, gue dan nyokap gue langsung pergi ke Mall buat shoping, setelah belanja, gue dan nyokap makan dulu di café deket-deket sana, saat makan nyokap gue manggil temenya yang kebetulan lagi shoping juga.“haiy,, jeng sama siapa? Ya udah ikut gabung aja ke sini!”

“haiy…aduh jeng udah lama ya kita enggak ketemu, jeng sama anaknya ya?

“oh iya…kenalin ini anak saya”

Sebenernya gue males kalo udah ada temen mamah gue, pasti ujung-ujungnya gue bakalan di cuekin“ Hallo tante, aku Rha-Rha”

“Aduh jeng anaknya cantik sekali, saya kebetulan sama anak saya, dia tadi ke mobilnya dulu, nanti dia nyusul”

Mama gue dan tante Indri pada ngobrol, tante Indri nyeritain anaknya yang katanya baru pulang dari LA, enggak lama anaknya muncul berjas hitam dan berkacamata.“haiy tante, hay Rha pa kabar?”

Mama gue kaget kalo cowok itu ngenalin gue ”Loh kok kamu kenal anak tante?”

“Iya dong tante, Rha-Rha tuh orang yang paling special di hati aku”

Gue langsung bengong, kaget ngedenger kata-kata yang baru aja di katakan si Erik. Mama gue dan tante Indri malah seneng ngedengernya

“ Oh kalian pacaran Rha?, wah jeng kita bakalan jadi besanan”

Gue shock banget ngedengerin kata-kata yang sama sekali enggak penting.“Ih mamah aku nggak pacaran sama Erik” gue ngebantah apa yang di katakan mamah, tapi si Erik malah mempertahanin pendapatnya.

“ Bener loh tante aku tuh suka dan sayang banget sama Rha-Rha, tapi mungkin Rha-Rha nganggapnya hal biasa”

Mama gue malah ngedukung si Erik” Nak Erik tante setuju kok kamu jadian ma Rha-rha”.

Tambah lagi tante Indri yang ikut mendukung anaknya yang sok iye  “ Bener nak, mama juga ngedukung kamu kok! Ya udah, mamah sama tante Via mau nerusin belanjanya, kamu sama Rha-Rha jalan-jalan berdua ya!,mamah tinggal dulu,,”

Nafas gue seakan terpekik, harus berdua dengan Erik, mama dan tante Indri langsung pergi gitu aja, lalu si Erik pun pergi ninggalin gue.

“Ih dasar cowok paling kejam, pergi gitu aja tanpa pamit dulu” gue duduk sendiri sambil online di laptop. Nggak lama si Abhe datang nyamperin gue.” Rha loh kok kamu di sini sih?”

“Hah,,, aku emang disini dari tadi, kamu ngapain kesini?”

“Biasa lah aku nongkrong sama temen-temen kampus, eh Rha mau ngga kita jalan-jalan?”

“Jalan-jalan ke mana? “

“Kemana aja deh, terserah kamu”

“ Nggak tau ah, males”

“Rha gimana kalo kita ke pameran chocolate di café transganoia”

“ Chocolate?,beneran? ayo kalo gitu. Yu buruan!” gue enggak sabar untuk segera menuju pameran itu, Karena memang gue suka banget sama chocolate.

***

Sampe di pameran si Abhe tiba-tiba ngilang gitu aja, gue ngelanjutin liat-liat dan nyobain berbagai jenis chocolate. Saat itu di pinggir gue ada Erik yang lagi nyobain chocolate“ gue sukaaaa… banget sama chocolate ini, karena orang yang gue sayanginpun suka banget sama chocolate ini, chocolate ini rasanya beda dari yang lain, asal chocolate ini pun adalah Negara yang kita kagumi yaitu Italy, chocolate ini kami namakan chocolate Rharik(Rha-Rha n Erik)”

Gue bingung sama Erik yang tiba-tiba muncul deket gue“Erik kenapa lo di sini? Bukanya tadi lo pulang?” .

“ Rha masa gue ninngalin lo sendiri, gue udah ngerencanain ini semua, kalo lo di ajak sama gue, pasti lo nggak bakalan mau ikut, ya udah gue suruh si Abhe aja”

Malam itu gue dan Erik mulai deket lagi, chocolate yang ada disana di borong sama Erik buat gue, gue enggak nyangka ternyata si Erik romantis juga.

“ Rik, ternyata lo udah berubah ya! Lo itu sekarang sok misterius “

“ Apa sih Rha, kamu yang sok misterius, sikap lo tuh susah ditebak, gue suka orang kayak lo, dari dulu sampai saat ini dan seterusnya gue akan tetep sayang sama lo, Rha”

“ Sorry Rik jangan bahas tentang masa lalu lagi ya!”

“ Iya…ok-ok, tenang aja Rha, eh  mau enggaK kita jalan-jalan ke taman?”

Gue udah merasa enggak nyaman dengan kedekatan antara gue dan  erik, gue memutuskan untuk pulang.”sorry deh,, gue enggak bisa, besok gue kerja”

Si erik kayak yang heran ngedenger kata-kata gue. “Oh besok kerja ya Rha? Kalo gitu gue tunngu di kantor besok ya!”

Pulangnya gue dianterin Erik sampai rumah gue,

Di rumah, gue enggak bisa tidur mikirin Erik yang ternyata selama ini belum bisa ngelupain gue.

***

Pagi-pagi, gue buru-buru ke kantor, udah engga sabar kerja dan sedikit niat pengen ketemu lagi sama si Erik.

Sampai di kantor seperti biasa,  sama sekali tak ada orang satupun, padahal gue kesiangan. Gue duduk di kursi gue tersayang, beberapa jam kemudian gue mulai heran.”Ya ampun, mana orang-orang sih? Apa pada ngaret semua ya?”

Lalu gue meriksa ruangannya si Erik, gue amat sangat terkejut sama dekorasi ruanganya Erik kayak hotel-hotel di Italy. Suasana yang serba elegan dan terkesan romantis dengan dekorasi berwana emas campur perak dan sedikit tambahan bunga-bunga segar,  membuat hati gue sangat terkesan. saking terkesanya gue masuk tanpa ketuk pintu, beberapa menit gue berada di ruanganya, sambil liat-liat dekorasi ruangan yang unik, tiba-tiba pintu keluar tertutup dan terkunci dengan sendirinya, tambah lagi lampu ruangan mati , disaat itu gue mulai panik karena ruangan Erik gelap, gue berusaha buka gorden jendela tapi tetep enggak bisa, karena disana serba pake tombol otomatis.

Gue saat itu bingung, hp gue ada di meja gue, di luar enggak ada siapa-siapa. Cara alternative saat itu yaitu teriak-teriak minta tolong. Dengan muka ketakutan sambil teriak kenceng, tiba-tiba lampu ruangan nyala, saat itu gue liat Erik yang lagi berdiri di samping gue, karena refleks akibat ketakutan, gue malah meluk Erik ” Rik gue takut…” saat itu gue maluuuuu… banget perasaan gue engga karuan, banyak temen-temen gue yang ngeliat kejadian gue ketakutan dan saat gue meluk Erik, ya ampunn…. Temen-temen gue langsung bilang “surprise…. Happy birthday ya Rha!”

Gue baru inget, kalo hari ini tuh hari ulang tahun gue, gue enggak bisa ngeluarin kata-kata apapun, gue maluu banget ma kejadian yang tadi, tapi gue juga seneng kalo temen-temen inget ultah gue dibanding diri gue sendiri. Semua temen-temen termasuk Abhee dan Erik nyalamin gue sambil ngucapin happy birthday.

Di moment perdana itu, Erik nembak gue pake kostum pangeran kayak di film-film kartun. Gue kagum banget ngeliat Erik pake kostum itu, dia tampak lebih ganteng. Di depan semua temen-temen kerja gue, Erik nyatain perasaanya sama gue” Cinderella,,,what do you want to be my girl friend?,because I very love you, jika lo nerima gue, pakailah sepatu kaca ini, tapi kalau sebaliknya, lo bisa mecahin sepatu ini”

Sepatu kaca itu berada di pangkuan lutut Erik, gue engga nyangka sama Erik yang ternyata sangat romantis di banding dulu, dulu dia cuek banget sama gue, dan itu sebabnya gue mutusin Erik.

” I very love you too Rik, kamu bisa pasangin sepatu itu dikaki gue.” Erikpun memakaikan sepatu kaca itu di kaki gue,Ternyata sepatu itu muat dikaki gue, gue salut sama erik yang tau ukuran sepatu buat gue dan jago milihin sepatu yang langka ditoko-toko.

Tepat jam 12 siang gue jadi Cinderella menemukan pangeranya. Ternyata mimpi gue salah besar, yang nembak gue Erik sedangkan Abhee sebagai team sukses yang ngebantu dia. Gue enggak ngerti sama mimpi gue kemarin, tapi gue seneng bisa balikan sama Erik lagi.

“Rha sebenernya hari ini hari minggu loh.. dan hari ini tuh libur kerja, gue suka gaya pelupa lo, pelupa lo tuh ikut serta mensukseskan rencana gue”

“takdir…” jawab gue polos, yang penting gue bersyukur banget hari ini gue pelupa.

Di hari ulang tahun gue yang ke-20 gue dapetin cinta yang ke-100, cukup bagi gue sampai 100. karena Erik adalah cinta yang ke-1 dan yang ke-100(pertama dan terakhir).

 

 

 

 



{Februari 15, 2011}   1 DAY NEGATIVE INSTINCT

Hari ini perasaanku mengatakan bahwa disekolah aku akan dapat sesuatu yang sangat mengesankan, ternyata perasaanku memang benar, disekolah aku ditembak oleh Ardian anak basket yang gemar bermain musik, saat itu Dian memberiku kado special ultah dengan mengadakan pesta besar-besaran di sekolah, berkat usahanya itu aku menerima perasaanya. Hingga lima bulan, hubunganku dengannya baik-baik saja.

Angin berhembus, suara rintik hujan terdengar ketika siswa/siswi internasional school sedang belajar, suasana saat itu sangat dingin dan kelam, tak ada satu siswapun yang berani keluar kelas karena mereka sedang melaksanakan ulangan.

Panggil saja aku Fanny, aku adalah siswa yang aktif di kelas dan di eskul, disekolah aku menjadi bintang dan tak ada satu orangpun yang tak mengenaliku. Kelas X1.a-1 adalah kelasku, kebetulan hari itu kami melaksanakan ulangan dan hari itu juga adalah hari terburuk dalam hidupku. Hati yang resah dan gelisah menjadikan diriku tak bisa bersemangat.

Ini adalah awal negative instingku datang, aku merasa orang yang sayang padaku tak akan lagi bersamaku, berawal dari ulangan yang hancur berantakan, pikiranku kosong sama sekali, sehingga aku tak mampu mengerjakan soal-soal yang tergeletak didepanku.

“Ya tuhan ada apa denganku?tolongalah aku, kenapa hati ini tak menentu” gerutuku.

Waktu ulanganpun habis, soal yang diberikan oleh guru tak sempat aku kerjakan.

“Ya ampun…gimana ini, belum satupun aku mengerjakan soal-soal ini” akupun mulai cemas.

Tapi disaat itu temanku Denis , memberikan kertas jawabanya kepadaku, tapi aku menolaknya.

“Fan, kamu belum?ini ambilah kertas jawabanku, tulis nama kamu disana”. Denis menyodorkan kertas itu kepadaku.

“Tidak terimakasih, biar aku yang menaggung kesalahanku sendiri” aku memberikan kertas itu kembali.

Lalu aku segera menuju meja guru untuk mengumpulkan kertas jawaban yang kosong itu.

Tak lama, bel istirahat berbunyi, aku bergegas menuju perpustakaan yang kebetulan bersebelahan dengan dengan kelas pacarku Ardian. Akupun menangis, entah apa yang aku tangisi tapi instingku menyuruhku menangis, disaat itu Dian menghampiriku.

“Hanny, kenapa kamu menangis?, apa ada yang menyakitimu?”

“Entahlah, rasanya hati ini perih seakan ada yang menyakitiku”

Dian duduk disampingku dan akupun menangis di pundaknya, orang-orang yang berada disekelilingku mulai memperhatikan kami berdua.

Bel masukpun berbunyi, aku dan Dian masuk kelas masing-masing, saat dikelas aku duduk terdiam menunggu guru datang. Denis duduk dihadapnku dan berusaha menghiburku.

“Zaman gini masih ada princes nangis, apa perlu aku panggilkan pangeranmu?” rayunya

Aku mulai melirik Denis.

“Apa sih  mau kamu dari tadi kamu menggangguku?”

“Aduh princes dari tadi aku berusaha menolongmu, tapi kamu anggap sebagai gangguan, cewek aneh”

Aku mulai kesal dengan sikap Denis, lalu aku mendorongnya untuk pergi dari hadapanku.

Pelajaran usai, waktu pulangpun tiba, siswa-siswi internasional school berbondong-bondong pulang, aku menunggu Dian ditempat parkir tetapi ku lihat mobilnya sudah tak ada, yang ada hanya denis yang sedang duduk di motornya.

“Hai princess , pulang bareng yuk sam aa Denis..”

Segera aku meninggalkan tempat itu tapi Denis menarik tanganku.

“Ayolah princess, pulang bersamaku, pangernmu sudah pulang dari tadi kelihatannya dia terburu-buru”

Aku melepaskan tangan Denis, kembali instingku muncul agar aku menerima ajakannya.

“oke” akupun menerima ajakannya.

Tapi saat diperjalanan Denis membawaku ke café.

“Denis kenapa kamu bawa aku kesini, den,, aku pengen langsung pulang, sekarang juga kita pulang atau aku pulang sendiri” kesalku.

“Tenang princess, kamu pasti lapar jadi aku bawa kamu kesini, dijamin kamu suka, pleas ya!”bujuk Denis yang    membuatku kesal.

Instingku muncul kembali, insting itu menuntunku untuk menerima permintaanya kembali.

“Oke,tapi sbentar ya!” ucapku.

Suasana café yang indah membuatku tertegun dan merasa nyaman didalamnya, masakan café yang sangat lezat membuat nafsu makanku semakin bertambah,suap demi suap ku lahap, saat aku sedang makan denis terus memandangku akupun tersipu malu.

Tetapi saat itu suasana berubah drastis, hatiku panas sehingga membuatku menangis.

“princess kenapa kamu menangis?kamu ingin pulang?kalau begitu ayo kita pulang.”

Tatapanku tertuju pada pacarku yang sedang duduk mesra dengan teman baiku Anita, aku berdiri dari tempat duduk dan mengajak Denis untuk segera pulang.

“Ayo Den kita pulang”. Lirihku, aku memegang tangan Denis sambil menangis.

Denis merasa heran dengan sikap Fanny, ia pun menoleh pandangnnya kebelakang, saat itu Denis terkejut dan emosinyapun memuncak, tanpa berfikir panjang Denis menghampiri dan menghajar Dian.

“Ian ,,dasar pengecut, bisa-bisanya lo mainin cewek lo sendiri”

Denis memukuli Dian sangat keras, aku hanya bisa terdiam menyaksikan kejadian itu, Dian membalas pukulan Denis lalu ia mengahampiriku.

Dian menuntunku untuk pulang, tapi aku menolak permintaanya, ia kesal dengan sikapku sebab itu ia bersikap kasar kepadaku.

“Oh jadi sekarang kamu milih Denis dari pada aku,,,oke kalo gitu kita putus!” Ia meninggalkanku dan beranjak pergi dari café itu dengan Anita.

Kesedihan yang aku alami tak sanggup ku tahan, aku berlari keluar dan segera pulang meninggalkan Denis.

Di perjalanan pulang aku terus menangis, saat itu aku menerima telphone dari ibuku untuk segera pulang.

Entah apa yang terjadi di rumah, aku semakin gelisah, instingku kembali muncul.

Saat tiba dirumah, terlihat banyak orang yang sedang membaca surat yasin. Air mataku semakin berlinang dan aku menjerit Karena dihadapanku tergeletak Ayahku yang terbujur kaku tak bernyawa. Aku langsung memeluk jasad Ayahku yang terbungkus kain kafan, Ibu dan Kakaku menyusul memeluku.

“Sabar ya nak, ini adalah ujian dari tuhan” Ibuku menghapus air mataku dan mencium pipiku.

Denis datang menyusulku, saat itu ia menghampiriku dan melihat Ayahku. Ia terkejut dengan apa yang terjadi dirumahku.

“Fanny, aku sungguh menyesal telah membuatmu menangis dan aku turut berduka cita, sabar ya princess.”

Aku menariknya kebelakang rumah, entah apa yang kulakukan kembali instingku muncul untuk memeluk Denis, aku memeluknya sambil menangis, malam itu sangat menyakitkan bagiku.

“Princess dari tadi kamu menangis, jangan menangis lagi ya!, aku percaya kamu sanggup melawan masalah ini dan jangan khawatir karena aku akan selalu menjagamu.”

Aku berhenti menangis Karena tergugah dengan ucapan yang dilontarkan oleh denis, saat itu kami duduk berdua dalam gelapnya malam.

“Fan,sebenarnya dari dulu aku menyukaimu, aku takan pernah menyakitimu karena aku sayang padamu, maukah kau jadi pacarku?”

Hatiku sangat berdebar  tak menentu dan sikapku semakin gugup, aku tak bisa menjawab pertanyaanya karena aku tak bisa melupakan Dian. Denis mengerti dengan keadaanku dan ia tak memaksakan jawabannya.

Tapi saat itulah Kami dapat tersenyum bahagia, di hari meninggalnya Ayahku, aku mendapatkan kasih sayang pengganti dari Ayahku yaitu Denis. Saat itu instingku muncul kembali dengan kekhawatiran, kegelisahan dan resah yang menghantuiku, insting itu tak kunjung hilang.

“Denis aku tak mau kau pergi dariku, aku tak mau kau meninggalkanku.”

“Tenang princessku aku takan pergi darimu, mengapa kau berfikiran seperti itu?”

“Instingku yang mengatakan semua itu, Denis”

“Fan, jangan perdulikan insting, tapi berfikir fositiflah dan turuti keyakinanmu sendiri bukan menurut insting”

Aku menghela nafas dan berusaha menghilangkan insting yang selalu mengikutiku.

Malampun semakin larut, kami berjalan keruang tengah suasana dirumahku semakin ramai dengan para pelayat yang berdatangan, saat itu terlihat mantan pacarku yang sedang berdiri di pekarangan rumahku. Denis menghampiri Dian dan akupun mengikutinya. Dian mulai menyapaku.

“Hai hanny, aku  turut berduka cita, sabar ya han? aku datang kesini untuk melayat ayahmu dan minta maaf atas kejadian tadi sore”

“Dian, kenapa kamu masih datang kerumahku? apa kamu belum puas menyakitiku?” turutku kesal

“Fan,aku ingin menjelaskan soal yang tadi?”

“Tak perlu ,menurutku semua kejadian tadi sore sudah sangat jelas.”

Tapi Denis menyuruhku mendengarkan dan menyelesaikan masalah antara Aku dan Dian, aku mengikuti perintahnya. Saat itu denis yang berada didekatku meninggalkan Aku dan Dian, ia menghampiri keluargaku di dalam rumah. Hanya aku tetap berada diluar bersama Dian.

“Hanny aku tau aku sangat salah telah melukai hatimu, aku tak bermaksud untuk itu, soal Anita dia menjebakku, saat pulang dia menyuruhku untuk segera ke café itu karena dia bilang kamu menunggu disana, sampai disana Anita menyuruhku menunggumu, tapi saat itu dia memeluku, aku berusaha menjauhinya tapi setelah  itu denis menghajarku dan masalah aku memutuskanmu karena aku melihatmu berdua dengan denis, aku kira kau selingkuh, ternyata aku sadar bahwa kamu takkan seperti itu, aku juga bersalah pada Denis karena telah merebutmu”

“Maksudmu apa?” aku bingung dengan ucapan Dian.

“Sebenarnya yang menyiapkan acara ulang tahunmu adalah Denis, saat itu yang akan menembakmu adalah dia tapi Denis tau bahwa akupun menyayangimu, demi persahabatan ia rela memberikan orang yang ia sayangi kepadaku”

Air mataku tak bisa aku tahan aku menangis setelah mendengar penjelasannya.

“Ian, dulu Denis rela melepas orang yang ia sayangi untukmu tapi kau menyakitinya”

Dian mendekatiku dan memegang tanganku.

“Aku rela melepaskanmu untuknya, asal kamu bahagia denganya akupun bahagia,”

dalam kebingungan yang melanda Fannypun memaafkan Dian.“Kesalahanmu aku maafkan , terimakasih atas kerelaanmu dan jaga baik persahabatanmu”

Lalu Dian memanggil Denis, ia memegang pundak denis dan meminta maaf padanya.

“Denis, aku sangat berterimakasih atas semua pengorbananmu untuk persahabatan kita, aku ingin mengembalikan princessmu, maaf aku telah mengambilnya.”

“Dian aku sangat rela kamu bersama  Fanny, aku yakin kamu bisa menjaganya dan menyayanginya sepenuh hatimu, ambil kembali hanny mu.Fanny masih sayang padamu Ian.”

“Denis aku tau perasaamu, sekarang aku ingin membalas semua kebaikanmu, ambilah princessmu”

“Ian hati tak bisa dipaksakan, Fanny masih sayang padamu, aku sekarang menganggap Fanny sebagai adikku sendiri, aku lebih percaya kepadamu untuk menjaganya.”

Aku sungguh bingung dengan hatiku yang sesungguhnya, hatiku terbagi 2 antara Dian dan Denis, instingku mengatakan Denis tapi aku mulai membuang insting itu dan merubahnya dengan keyakinanku, sejak saat itu aku yakin Dianlah yang bisa menjagaku.

Sebelum Denis pulang ia memberikan kertas jawaban ulangan yang tadi siang, saat itu hatiku terharu sekaligus berat melepasnya. Lalu denis bersalaman dengan Dian, akupun memeluk Denis yang saat itu akan pulang.

“Baik-baik ya Fan, jadilah princess yang baik dan tegar.” itu adalah pesanya sebelum ia pulang.

Tepat jam 12 Denis pulang, aku duduk dihalaman rumah dengan Dian, ia menyuruhku untuk istirahat, tak lama setelah Denis pergi Dian menyusul pulang.

Aku masuk kamarku, insting itu muncul kembali, instingku menyuruh membuka fhoto dalam binderku. Kali ini aku menuruti insting itu, pada saat aku melihat fhoto Denis, insting itu berubah menjadi kekacauan di hatiku, hatiku resah dan gelisah seperti yang di rasakan sebelumnya.

***

Saat Dian yang sedang dalam perjalanan , terhenti karena melihat kerumunan orang dijalan. Iapun turun dari motornya, disana terjadi kecelakaan antara bus dan mobil pw bittle berwarna silver. saat itu Dian sangat terkejut karena itu adalah mobil Denis, setelah dilihat memang benar itu adalah Denis, Ia terbaring dan berlumuran darah, Dianpun segera membawanya kerumah sakit.

Saat Denis di ruang UGD , Dian menelphonku, aku yang sedang melihat fhoto Denis di kamar sangat terkejut dan tak percaya dengan berita yang disampaikan Dian. Secepatnya aku pergi kerumah sakit.

Setelah sampai dirumah sakit, aku duduk disamping Dian, kedaanku saat itu adalah sangat cemas. Tak lama dokter keluar dari ruang UGD dan memberitahukan bahwa Denis telah tiada, aku mulai terpukul dengan berita itu, aku menangis dan Dian menelphon keluarga Denis di luarkota tentang berita itu , saat itu keluarga Denis sedang ada dalam perjalan menuju rumah sakit.

Dian memeluku dan menenangkan hatiku.

“Hanny,jadilah princess yang baik dan tegar.”

Yang saat itu aku menangis, seketika terhenti dengan apa yang dikatakan oleh Dian. Ia mengingatkanku pada pesan yang disampaikan Denis kepadaku sebelum ia pergi. Lalu Dian menghapus air mataku.

Saat itu keluarga Denis datang, ibunya  tahu bahwa anaknya telah tiada. Beliau menasehatiku dan memeluku.

“Fanny, Denis sering cerita tentang kamu, dia berpesan pada ibu untuk menjagamu dan menganggapmu sebagai anak , ibu sungguh sangat bahagia dapat bertemu kamu. sabar ya nak!”

“Terimakasih bu, Fanny juga sangat senang dapat bertemu dengan ibu.”

Saat itu aku mulai bangkit dari keterpurukan dan kesedihan selama ini.

Malam yang kelabu berganti pagi yang sangat indah, pancaran sinar dan suara kicauan burung yang merdu membuat hatiku merasa tenang.

Pagi itu kami melaksanakan proses pemakaman, makam ayahku dan denis bersebelahan. Aku dan Dian bukan menangisi kepergian mereka tapi kami memberikan senyuman terakhir untuk mereka dan kami percaya bahwa mereka akan tenang di alam yang berbeda. Keluargaku, keluarga Denis dan keluarga Dian ikut dalam proses pemakaman tersebut, setelah selesainya pemakaman semua keluarga berkumpul dirumah keluargaku, sejak saat itu antara keluargaku, keluarga Denis dan keluarga Dian mulai dekat dan menjadi keluarga besar yang saling menyayangi satu sama lain.

Saat kami berkumpul, datang sahabatku Anita, yang bermaksud melayat sekaligus meminta maaf kepadaku, dari sana aku dapat memaafkannya dan menjadikan kembali Anita sebagai sahabat terbaikku.

Sejak saat itu Dian selalu berada di dekatku.

“Princess, aku berjanji akan selalu menjagamu, aku takan mengecewakanmu, Denis dan Ayahmu.”

“Thanks pangeran.”

Aku dapat merelakan kepergian Ayah dan Denis. Aku benar-benar melupakan insting dan mengubahnya menjadi keyakinan dan berfikir fositif.

Saat di sekolah ku ubah nilaiku yang semula 0 menjadi 100 setelah mengikuti ulangan remedial. Dan tentang percintaanku aku kan selalu menjaganya.

“My Love To Forever”

-*****-



et cetera